September 2023, Inflasi Sulsel Terendah Sejak Januari 2022

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pj. Gubernur Sulawesi Selatan Dr. Bahtiar Baharuddin, berharap agar angka inflasi Sulawesi Selatan bisa mencapai di bawah rata-rata nasional. Hal tersebut telah disampaikan kepada seluruh jajarannya di minggu pertama menjadi penjabat Gubernur.

“Data BPS, selama lima tahun angka inflasi di Sulsel ini terkendali, namun tidak pernah di bawah rata-rata nasional, oleh karena itu saya memberikan tantangan kepada seluruh OPD terkait khususnya TPID, agar kita tahun ini (2023,red) bisa mencapai angka di bawah nasional,” kata Bahtiar.

Senin kemarin (2/10) BPS Sulawesi Selatan mengeluarkan berita resmi yang merilis pencapaian angka inflasi Sulawesi Selatan, termasuk di 5 Kota yang ada di Sulawesi Selatan, yaitu Makassar, Parepare, Palopo, Bulukumba dan Watampone. Angka Inflasi Sulsel untuk bulan September 2023 mencapai 2,33% (y on y), dimana terdapat 2 kota yang mengalami deflasi dan 3 kota mengalami inflasi. Pencapaian ini merupakan terendah sejak Januari 2022.

Dalam rapat koordinasi nasional terkait inflasi yang berlangsung pada hari ini selasa (3/10), yang diselenggarakan oleh Kementrian Dalam Negeri, memberikan apresiasi kepada seluruh pemerintah daerah yang terus berupaya maksimal mengendalikan inflasi sehingga secara nasional juga mengalami penurunan.

Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel A. Arsyad di sela-sela rapat koordinasi tersebut juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran pemerintah daerah dan organisasi perangkat daerah, agar terus berupaya maksimal untuk mengendalikan inflasi di Sulawesi Selatan.

“Kita semua masih punya PR, yakni bagaimana mewujudkan harapan bapak Gubernur untuk mencapai angka inflasi dibawah rata-rata nasional. Pencapaian ini masih menantang kita untuk bekerja keras lagi khususnya seluruh jajaran TPID. Rilis BPS ini masih menempatkan komoditi beras, yang dominan sebagai penyumbang Inflasi di 5 Kota, oleh karena itu perlu Langkah-langkah kongkrit untuk seluruh TPID agar melakukan gerakan pangan murah (GPM) serentak serta melibatkan swasta, serta melaksanakan pasar murah secara massif dan terukur,” ujarnya.

A. Arsyad berharap pula agar gerakan menanam cabai bagi ASN dan masyarakat terus dimasifkan, karena kedepan kita diperhadapkan pada perayaan natal dan tahun baru, sehingga perlu diantisipasi. "Termasuk kepada seluruh jajaran terkait agar rajin turun ke pasar memantau pergerakan harga, termasuk pula bulog selalu melaporkan kondisi stock pangannya, disisi lain kita dorong untuk perluasan kerja sama antar daerah (KAD) antara Kab/Kota yang surplus dengan daerah yang kurang produksi komoditi tertentunya, sehingga terwujud akselerasi antar semua daerah," jelasnya. (*)

  • Bagikan