Prof Nasaruddin Umar Bagi Pengalaman di Amerika: Indonesia Sebagai Pusat Dialog Interfaith

  • Bagikan

JAKARTA, RAKYATSULSEL - Semalam waktu Hartford, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar menjadi narasumber tunggal di hadapan sivitas akademik Hartford International University for Religion on Pace (HIU), Hartford, Connecticut, Amerika Serikat, Sabtu, 17 Februari 2024.

Imam Nasar, panggilan Dr. Deena Grant, Dekan Akademik Program Magister dan Doktoral Interreligious Studies dan Profesor Lisa Dahill, misalnya menyapa dengan ramah Pak Nasaruddin Umar, dan mengajak ke panggung untuk tukar cinderamata dan berfoto sebelum memberikan kesempatan menjelaskan pengalaman Pak Nasar sebagai Imam Besar dan Direktur Harian Badan Pengelola Masjid Istiqlal sebagai lokomotif pembangunan pola hidup toleransi semua agama-agama di Indonesia.

"Saya ini dipercaya oleh pemerintah Indonesia sebagai Imam Besar, Direktur Harian Masjid Istiqlal, Masjid terbesar ketiga seluruh dunia, dan masjid terbesar di Asia Tenggara yang bisa memuat 200 ribu Jemaah setiap kami mengadakan ibadah besar, seperti shalat Jumat atau Idul Fitri dan Idul Adha. Saya juga sebagai Rektor di Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an," kata Nasaruddin Umar, mengawali kuliah umumnya.

"Saya sudah lebih 30 tahun aktif mempromosikan pola hidup rukun antar-umat beragama di Indonesia. Saya menjadi Masjid Istiqlal, tidak hanya sebagai pusat ibadah ritual tapi sebagai pusat sosial dan dialog semua agama di Indonesia. Setelah Masjid Istiqlal direnovasi total, saya membangun terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang ada di seberang kami. Itu adalah symbol kerukunan umat Islam dan Kristen, khususnya," lanjut Nasaruddin Umar.

Nasaruddin berkunjung ke Amerika dalam rangka membangun komunikasi dan kerjasama dengan beberapa Universitas, terutama di Hartford ini. "Saya dalam 2 tahun ini, sudah 3 kali berkunjung, Mei 2022, saya diundang oleh Pemerintah Amerika, saya bawa puluhan Imam dari beberapa masjid besar di Indonesia. Oktober 2023 dan hari ini saya berkunjung ke sini, Hartford dan Washington DC, Utah, dan Los Angeles. Saya meminta kuota ratusan mahasiswa Indonesia ke beberapa Universitas. Saya juga mengundang para profesor dan sarjana Amerika ke Indonesia. Kita galang Kerjasama di bidang Pendidikan dan riset," jelasnya.

"Agenda Nasaruddin selama 2 hari di Connecticut, selain menjadi pembicara di kampus HIU, juga akan mengunjungi pusat studi keagamaan Amerika, mengisi pengajian Komunitas Muslim Indonesia, survey Gedung yang akan dijadikan Pusat Studi, Budaya, dan Masjid Indonesia, dan jamuan makan malam oleh Dekan dan Profesor Hartford International University," kata M. Saleh Mude, mahasiswa program Ph.D di HIU yang mengaku ditugaskan oleh Pak Nasar membantu program Istiqlal di Amerika, khususnya di Hartford. (*)

  • Bagikan