PPP Ambruk di Senayan

  • Bagikan
Ilustrasi

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Hasil rekapitulasi nasional suara pemilihan legislatif (pileg) 2024 telah selesai, Rabu (20/3/2024) malam. Berdasarkan hitungan secara manual ada 8 parpol yang meraih suara di atas 4 persen sehingga dinyatakan lolos parlemen, PPP salah satu parpol yang gagal atau tidak mencapai ambang batas tersebut.

Tentu saja, hasil rekapitulasi ini membuat PPP kehilangan dua kursi di DPR RI dari Dapil Sulsel. Dengan demikian partai sejuta umat ini untuk pertama kalinya '"terhapus" dalam daftar partai politik yang punya kursi di Senayan.

Wakil Ketua DPP PPP, Amir Uskara mengatakan, pihaknya belum bisa menerima hasil pleno KPU RI. "Kami juga sudah melayangkan protes dan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK)," ujar Amir.

Amir meyakini berdasarkan data internal, perolehan suara PPP mencapai ada 4,5 persen. Itu sebabnya dia meminta publik menunggu hasil dari gugatan ke MK, sebab PPP berhak untuk mengambil slot 18 kursi Senayan secara nasional.

”KPU belum mengumumkan yang lolos, baru mengumumkan hasil rekap sambil menunggu MK dulu. Kami optimis lolos karena kami punya data internal. Tidak ada masalah, seharusnya PPP dapat 18 kursi nasional,” ujar Amir.

Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Sulsel, Nur Amal mengatakan menyerahkan sepenuhnya ke DPP mengenai langkah yang diambil. Dirinya menyebutkan tak lolosnya PPP sebagai cambuk bagi internal salah satu partai tertua tersebut.

“Setidaknya baru menyadari bahwa kami ini tidak capai 4 persen, tentu banyak hal yang sangat disayangkan karena PPP salah satu partai tertua di Indonesia dan menjadi evaluasi secara internal, tapi secara eksternal tidak bisa bersaing dengan partai menengah dan papan atas,” kata Nur Amal.

Dirinya juga menyebutkan sebagai pengurus DPW, Sulsel sudah berjuang dengan maksimal. Dari hasil rekapitulasi di tingkat Provinsi PPP tetap mempertahankan 2 kursi untuk DPR RI, jika lolos ambang batas. Bahkan, kata dia, PPP Sulsel saat ini telah membuat sejarah dengan menduduki unsur pimpinan DPRD Provinsi dari 6 kursi menjadi 8 kursi.

“Capaian 8 kursi itu sudah masuk target kami yang sebelumnya kami targetkan masuk unsur pimpinan dan itu terwujud. Jadi kalau persoalan amabang batas kami di DPW hanya menunggu apa langkah yang akan diambil oleh DPP,” imbuh dia.

Ketua Angkatan Muda Ka’bah (AMK) Provinsi Sulsel, Rahmat Taqwa mengakui kendati partainya gagal mencapai 4 persen Parliamentary Threshold merupakan syarat minimal perolehan suara partai politik. Akan tetapi bangga dirinya sebagai kader PPP warisan ulama senantiasa terus memperjuangkan umat.

"Kami sudah berikhtiar, dan tetap bangga menjadi bagian dari perjuangan Partai warisan Ulama," ujarnya, Kamis (21/3/2024).

Anggota DPRD Kota Makassar itu, menyerukan kepada para kadernya agar terus memperjuangkan umat bagian dari aspirasi masyarakat di daerah. "Kami harap para kader PPP terus bekerja secara konsisten mengawal perjuangan masyarakat," ujar dia.

Sekretaris DPC PPP Makassar itu menegaskan, tentunya PPP di tingkat pusat dan daerah menghargai apa yang menjadi hasil rekapitulasi KPU tanggal 20 malam. Hanya saja, pihaknya sudah mengambil langkah hukum lewat DPP PPP akan mengajukan ke MK.

"Kami hargai proses, tetapi kami menunggu arahan dari DPP terkait langkah selanjutnya. Karena menurut data internal kami, hasilnya diatas 4%, sehingga Insya Allah PPP akan mengambil langkah ke MK," tuturnya.

Tak hanya itu, dikatakan apapun hasil dari setiap event politik. Partai politik sebagai peserta pemilu menerima. Tentu pihaknya akan mengevaluasi apa yang belum sesuai dengan harapan bersama.

"Itu aturan yang tentunya harus kita hormati, dalam setiap event politik kita harus siap menang dan begitupun sebaliknya, sehingga ini akan menjadi evaluasi untuk kami di PPP terutama di kota Makassar," jelasnya.

Pakar politik dari Universitas Hasanuddin Tasrifin Tahara mengatakan, terhapusnya PPP dalam daftar kursi di Senayan merupakan potret demokrasi dan ancaman bagi kelompok tertentu.

"Apalagi dekat pilkada serentak, bagi saya PPP memiliki sejarah tersendiri dalam proses demokratisasi di Indonesia," ujar Tasrifin.

Menurut dia, sejak Orde Baru, PPP merupakan rumah bersama bagi umat Islam. Begitu juga partai menampung aspirasi masyarakat di Senayan. Bahkan, sekarang sudah berhasil survive dalam berbagai situasi yang dialami bangsa. Ia mengatakan, publik atau pemilih setia bagian dari basis PPP, tentu sesalkan perolehan hasil.

"Satu hal yang sangat disesalkan ketika harus terhapus di Senayan. Apalagi kursi di Sulsel tidak ada perwakilan untuk DPR RI," tutur Tasrifin.

Kendati demikian, ia menilai satu hal yang menjadi fokus utama untuk melihat gagalnya PPP melenggang di Senayan yakni kondisi internal PPP yang merepresentasikan rumah bersama umat Islam. "Dan bagi saya ini menjadi introspeksi bagi partai-partai berbasis ideologi agama," ucap Tasrifin.

Taufan-Rudianto ke Senayan

Hasil rekapitulasi KPU RI bak durian runtuh bagi Partai NasDem dan Golkar di Sulsel. Sebab, dua kursi DPR RI yang diraih PPP di Dapil Sulsel I dan Dapil Sulsel II, kini dilimpahkan ke caleg NasDem (Ketua DPRD Makassar, Rudianto Lallo) dan caleg Golkar (eks Wali Kota Parepare, Taufan Pawe). Mereka berdua peraih suara tertinggi posisi kedua dari internal partai tersebut.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Professor Firdaus Muhammad, mengatakan dengan adanya hasil yang menempatkan PPP tidak mencapai 4 persen secara nasional berdampak pada kader yang telah bersusah payah bekerja keras meraih kursi di DPR RI di setiap provinsi atau daerah.

Menurutnya, ini seperti durian runtuh diambil partai lain karena hasil perolehan kursi yang sudah dimiliki kader PPP di daerah seperti Sulsel dan daerah lain yang telah melalui rekapitulasi berjenjang akan hilang karena suara parpol tak mencapai 4 persen secara nasional.

"NasDem dan Golkar di Sulsel beruntung akibat gagalnya PPP capai 4 persen," kata Firdaus.

Berdasarkan rekapitulasi KPU, seandainya jika hasil pemilu (pileg) PPP menembus 4 persen maka akan mendapat 2 kursi DPR RI di Sulsel 2024 dapil Sulsel I dan II. Pertama dari Dapil Sulsel I, meliputi 6 kabupaten/kota yaitu Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar.

Dari 8 kursi, PPP berhasil meraih satu kursi DPR RI dari Dapil Sulsel I, atas nama caleg 01 Amir Usakara memperoleh 94.287 suara, seharusnya meraih kursi nomor urut ke-7.

Namun, dengan gagalnya PPP menembus 4 persen, maka kursi PPP akan diganti oleh kursi kedua milik caleg internal NasDem yakni Rudianto Lallo. Caleg NasDem nomor urut 02 ini meraih 97.597 suara dan menjadi caleg dengan suara terbesar kedua di internal NasDem di Dapil Sulsel I. Dengan demikian kader NasDem otomatis mengisi kursi ke-7 di Dapil Sulsel I usai PPP gagal menembus 4%.

Kini, NasDem meloloskan dua kadernya ke Senayan yang merupakan caleg pendatang baru. Selain Rudianto Lallo, kursi pertama NasDem di DPR RI dapil Sulsel I diraih Fatmawati Rusdi yang meraih 106.806 suara dari 279.914 suara partai.

Ketua Bappilu NasDem Kota Makassar, Mario David secara singkat mengaku bersyukur karena harapan partai NasDem untuk mendapat dua kursi di dapil Sulsel I, kini terwujud. Menurut dia, hitungan internal NasDem meskipun PPP lolos PT 4 persen, NasDem tetap bisa mendapat dua kursi karena perolehan suara masih tetinggi, hanya saja dalam rekapitulasi berjenjang terjadi hal yang tidak sesuai fakta hasil di lapangan.

"Jadi, bagi kami NasDem hitungan awal, meskipun PPP lolos. Kami bisa dapat 2 kursi di DPR RI dari dapil Sulsel I. Karena perolehan suara besar, ini kami terus kawal kemarin hingga sekarang," tuturnya.

Tak hanya itu, PPP juga kehilangan kursinya di Dapil Sulsel II, (Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bone, Maros, Pangkep, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kota Parepare). Di dapil yang memperebutkan 9 kursi, kader PPP juga (petahana Muh) Aras meraih 101.938 suara di Dapil Sulsel II, dan menempati kursi ke-4 dari wilayah julukan Dapil "Neraka".

Kursi PPP diganti oleh kursi kedua milik caleg internal Golkar yakni Mantan Wali Kota Parepare yakni, Taufan Pawe. Caleg Golkar nomor urut 04 itu meraih 57.955 suara dan menjadi caleg dengan suara terbesar kedua di internal Golkar di Dapil Sulsel II. Dengan demikian kader Golkar otomatis mengisi kursi ke-4 di Dapil Sulsel II.
Kini, Golkar meloloskan dua kadernya ke Senayan yang merupakan caleg pendatang baru. Pertama Nurdin Halid memperoleh 70.681 suara, dan Taufan Pawe meraih 57.955 suara.

Partisipasi Pemilih Sulsel

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum Sulsel mencatat, partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 meningkat dibandingkan pemilu sebelumnya. Jika dibandingkan 2019, peningkatan angka partisipasi melampaui target nasional.

Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Sulsel, Hasruddin Husain mengatakan, partisipasi pemilih di Sulsel pada pemilu 2024 telah melampaui target nasional dengan pencapaian partisipasi di atas 80 persen.

"Partisipasi pemilih pada pemilu 2024 Di Sulawesi Selatan, lampaui target Nasional," ujar dia.

Hal itu disampaikan, pasca-KPU Sulsel telah menyelesaikan tahapan rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara untuk tingkat Provinsi dan nasional pada hari Kamis, di Jakarta.

Berdasarkan hasil penghitungan Pengguna Hak Pilih dalam DPT, DPTb dan DPK berbanding jumlah Daftar Pemilih Tetap. Maka tingkat Partisipasi Pemilu 2024 untuk setiap tingkatan pada Pemilu 2024 sangat maksimal.
"Jenis pemilihan Presiden dan Wakil Presiden capai 80,57%, jenis Pemilihan DPR RI yakni 80,36%, dan jenis Pemilihan DPD RI caoai 80,43%, serta jenis Pemilihan DPRD Provinsi 80,32%," jelasnya.

Hasruddin mengatakan, bahwa jika melihat grafis capaian Partisipasi setiap tingkatan, maka dapat disimpulkan bahwa KPU Sulawesi Selatan mencapai lebih dari target partisipasi Nasional yaitu target 80%.

Angka tersebut melampaui target Nasional akan tetapi tentunya KPU Sulsel punya beberapa catatan-catatan sekaitan dengan hasil Partisipasi seperti partisipasi pemilih disabilitas dan jumlah surat suara yang keliru coblos yang selalu jadi perhatian dalam melakukan evaluasi partisipasi pemilih.

"Dalam proses Pemilu 2024, ada beberapa faktor utama yang menjadi penentu tingkat partisipasi diantaranya sosialisasi yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu. Partai Politik, Pemerintah, Masyarakat sebagai pemilih dan Media dalam menyampaikan informasi semua tahapan-tahapan dalam pemilu," imbuh dia.

Dia mengatakan, sinergitas yang terjalin antara semua unsur dalam menciptakan atmosfer pemilu yang kondusif dan partisipatif di Sulawesi Selatan. Berdasarkan data yang telah ditetapkan di KPU Sulawesi Selatan, berikut Kabupaten/Kota yang mengalami Peningkatan Partisipasi Pemilu 2019 dengan Pemilu 2024 sesuai tingkatan Pemilihan.

Anggota KPU Kota Makassar, Abdi Goncing mengakui bahwa angka pastisipasi di Kota Makassar hanya 74,21 persen. Ini dari total DPT 1.036.941 orang.

"Partisipasi pemilih pada pemilu 2024 di Kota Makassar, capai 74,21%. Pengguna hak pilih di kota Makassar 769 partisipasi, dari jumlah DPT 1.03 juta orang. Dan tidak menggunakan hak pilih 769.464 orang," imbuh dia. (suryadi-fahrullah/C)

  • Bagikan