Kemendikbud Gandeng Umpar Gelar Workshop Pendampingam Peningkatan Tata Kelola Jurnal Ilmiah untuk Para Dosen

  • Bagikan

PAREPARE, RAKYATSULSEL – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemendikbud menggandeng Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar) melaksanakan workshop pendampingan peningkatan tata kelola jurnal ilmiah tahun 2023 kepada dosen.

Kegiatan tersebut Berlangsung di Hotel Bukit Kenari dan Restoran Kota Parepare selama dua har, dari tanggal 6 hingga 7 November 2023.

Rektor Umpar Prof Dr H Jamaluddin Ahmad mengatakan, workshop ini merupakan salah satu program dari Mendikbud dalam rangka meningkatkan budaya-budaya menulis jurnal bagi dosen.

Menurut Prof Jamaluddin, Umpar memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk melakukan kegiatan riset. Sehingga, hasil riset yang masuk ini bisa bermanfaat di tengah-tengah masyarakat melalui publikasi ilmiah.

"Karena kalau hasil riset itu tidak dipublikasikan, dan hanya akan tersusun saja di kampus, pasti tidak akan diketahui oleh masyarakat," jelasnya.

Workshop ini kata dia, salah satu media pendamping jurnal ilmiah yang dilakukan oleh Kemendikbud untuk memberikan semangat kepada dosen untuk mempublikasikan jurnalnya.

Apalagi sambungnya, kegiatan ini tidak hanya melibatkan Umpar, tetapi melibatkan perguruan tinggi dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Tengah dan Tenggara.

"Kita berharap dengan kegiatan seperti ini Umpar bisa kembali menjadi institusi yang diperhitungkan di tengah-tengah masyarakat," harapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Umpar merupakan salah satu lembaga resmi milik pemerintah, di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah. Yang dimana fungsinya, untuk mencerdaskan anak bangsa, terutama di wilayah Ajatappareng.

Prof Dr H Jamaluddin Ahmad juga memaparkan, saat ini Umpar memiliki branding Bugis mendunia. Bugis kata dia, merupakan akronim dari bergerak menuju unggul melalui inovasi untuk menciptakan SDM yang berkualitas.

"Kita mau, kalau orang berbicara Bugis mengingat Umpar. Apalagi, suku Bugis tidak hanya berada di Indonesia. Suku Bugis juga ada di Singapura dan Afrika Selatan. Itu yang kita kau brand. Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan ini kita sudah bisa mengarahkan diri kita kesana,"paparnya.

Dia menambahkan, Umpar dapat diperhitungkan di skala nasional saat ini, dengan melihat para peserta kegiatan workshop yang tersebar di empat provinsi.

"Dengan kegiatan ini, semua dosen dapat mengelola jurnal," harapnya.

Sementara, Koordinator Kekayaan Intelektual dan Publikasi, Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Ditjen Dikti Riset, Yoga Dwi Arianda mengatakan, tujuan kegiatan ini dapat meningkatkan jurnal yang belum terakreditasi, ataupun sudah terakreditasi.

"Sehingga jumlah jurnal yang dikelola oleh perguruan tinggi ini secara totalitas. Baik secara pintu naskah artikel atau tata kelola jurnal," singkatnya.

Di tempat yang sama, Ketua Panitia lokal kegiatan tersebut, Ali Wira Rahman menyampaikan, Umpar dipercaya sebagai tuan rumah pada penyusunan jurnal ilmiah tersebut. Ada 40 orang peserta yang terdaftar yang tersebar dari empat provinsi.

"Kegiatan ini, khusus untuk jurnal-jurnal di pengabdian. Kemarin, kita dipercaya untuk mengelola kegiatan dari kementerian untuk ditempatkan di Umpar," katanya.(Yanti)

  • Bagikan