Dies Natalies FK Unhas ke-68, Alumni Angkatan 86 Sosialisasi Kanker Payudara dan Baksos di Puskesmas Dahlia Makassar

  • Bagikan
Sosialisasi Bahaya Kanker Payudara, yang berlangsung di Puskesmas Dahlia, Jalan Seroja, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Kamis (25/1). (Foto: Shasa Anastasya)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Alumni Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Hasanuddin (Unhas) Angkatan 86 menggelar kegiatan sosialisasi bahaya kanker payudara di Puskesmas Dahlia, Jalan Seroja, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, pada Kamis (25/1) sebagai bagian dari rangkaian perayaan Dies Natalies FK Unhas yang ke-68.

Ketua Angkatan 86 FK Unhas, Dr. dr. Alamsyah, menyatakan bahwa kegiatan sosialisasi dan bakti sosial ini diselenggarakan sebagai bentuk perayaan Dies Natalies FK Unhas ke-68. Bakti sosial dilakukan di 24 puskesmas di Kota Makassar oleh masing-masing angkatan FK di setiap puskesmas.

Selain sosialisasi, kegiatan ini juga melibatkan donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis, dan berbagai kegiatan lainnya.

"Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan Dies Natalies FK Unhas ke-68, yang bekerja sama dengan alumni FK Unhas untuk menyelenggarakan bakti sosial di puskesmas," ucap Alamsyah.

Kegiatan sosialisasi ini mendapatkan antusiasme tinggi dari masyarakat, khususnya para ibu yang membawa anak-anak mereka. Sosialisasi melibatkan dokter spesialis bedah payudara, Dr. dr. Alfiah Amiruddin.

Ia menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kanker payudara telah menjadi penyebab kematian utama pada perempuan di Indonesia, menggantikan kanker serviks yang sebelumnya menduduki peringkat pertama.

"Ketika kita melihat tren sekarang, kanker payudara telah menggeser posisi kanker serviks sebagai penyebab kematian utama pada perempuan di Indonesia," ungkap dr. Alfiah.

Dr. Alfiah mengungkapkan bahwa tingginya angka penderita kanker payudara disebabkan oleh fakta bahwa banyak pasien datang untuk pemeriksaan dalam kondisi sudah parah. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan dan ketakutan untuk memeriksakan diri, terutama karena adanya informasi yang keliru seperti klaim bahwa kanker payudara dapat disembuhkan melalui pengobatan alternatif.

"Satu dari delapan perempuan di Indonesia menderita kanker payudara. Statistik menunjukkan bahwa 40 hingga 70 persen pasien kanker payudara datang untuk berobat dalam kondisi sudah parah," ungkap dr. Alfiah.

Dr. Alfiah menekankan bahwa edukasi masyarakat tentang bahaya kanker payudara membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, bukan hanya tugas tenaga kesehatan.

"Ini adalah tugas bersama, kita tidak boleh menggantungkan harapan pada satu kelompok saja (nakes) karena ini memang adalah masalah dunia," tegas dr. Alfiah. (Shasa/B)

  • Bagikan