Bom Bunuh Diri Saat Maulid Nabi di Pakistan

  • Bagikan

PAKISTAN, RAKYATSULSEL - Lebih dari 50 individu meninggal dunia dan banyak lainnya mengalami luka-luka serius dalam dua insiden pengeboman yang terjadi di Pakistan saat perayaan Maulid Nabi pada Jumat (29/09). Serangan terjadi di sekitar sebuah masjid yang terletak di wilayah barat daya Provinsi Balochistan ketika warga berkumpul untuk merayakan Maulid Nabi, yang merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad.

Pihak berwenang di Provinsi Balochistan telah mendeklarasikan keadaan darurat sebagai respons terhadap insiden ini. Namun, hingga saat ini belum ada kelompok yang mengakui tanggung jawab atas serangan bom bunuh diri tersebut.

Bom bunuh diri melanda dua masjid di Pakistan pada hari Jumat, menewaskan sedikitnya 57 orang

Sementara itu, setidaknya lima orang dinyatakan meninggal dalam ledakan bom bunuh diri lainnya yang terjadi di sebuah masjid di dekat Kota Peshawar, yang berada di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Mayat-Mayat Bertumpuk di Lokasi Kejadian

Rekaman video yang berasal dari Kota Mastung, Balochistan, menunjukkan petugas penyelamat dan warga setempat yang mengevakuasi orang-orang yang terluka akibat peristiwa tragis tersebut. Seorang jurnalis lokal berusia 40 tahun yang bernama Saifullah memberikan keterangan kepada Media, mengungkapkan, "Korban bertumpuk satu sama lain di sana. Saya berada di lokasi saat bom meledak." Saifullah juga menambahkan bahwa dalam tragedi tersebut, 10 hingga 12 anggota keluarganya tewas.

Haibullah, seorang pria berusia 22 tahun, mengalami luka-luka akibat serangan bom bunuh diri. Saat berbicara dengan Media, di tempat perawatan medisnya di Quetta, ibu kota Provinsi Balochistan, ia menjelaskan, "Semuanya sudah siap di atas panggung. Bom meledak dua menit setelah saya tiba."

Belum ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang diperkirakan menyebabkan jumlah korban tewas bertambah, dengan banyak orang terluka parah dan lainnya terjebak di bawah reruntuhan. 

Rumah sakit setempat menghadapi kesulitan dalam menangani jumlah korban yang datang akibat insiden ini, sementara pemerintah setempat menggunakan media sosial untuk meminta donor darah. Kepala Kepolisian Balochistan, Abdul Khaliq Sheikh, mengonfirmasi bahwa ledakan tersebut merupakan serangan bom bunuh diri. Ia juga mengungkapkan bahwa seorang perwira polisi senior meninggal dunia saat mencoba menghentikan penyerang.

Menteri Dalam Negeri Pakistan, Sarfraz Bugti, mengutuk keras ledakan ini sebagai "tindakan yang sangat keji" dan menggambarkannya sebagai "serangan teroris" di kedua wilayah tersebut.

1 Pelaku Dilumpuhkan

Sementara itu, juru bicara kepolisian Khyber Pakhtunkwa menyatakan bahwa dua pelaku bom bunuh diri dan sebuah mobil yang penuh dengan bahan peledak telah berhasil diamankan. Salah satu pelaku, saat berusaha memasuki masjid yang terletak di kompleks gedung polisi Kota Hangu, telah "tidak dapat melanjutkan aksinya," kata juru bicara kepolisian.

Dilaporkan setidaknya lima orang telah meninggal dunia, namun polisi menduga beberapa orang masih terjebak di bawah reruntuhan setelah atap masjid ambruk.

Petugas medis memindahkan seorang pria, yang terluka dalam ledakan di Mastung, dari ambulans di luar rumah sakit di Quetta,

Provinsi Balochistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran, adalah provinsi terbesar di Pakistan dan sering kali menjadi target serangan oleh berbagai kelompok bersenjata, termasuk kelompok pro-Taliban di Iran, Tehrik-e Taliban Pakistan (TTP), dan kelompok ISIS. Awal bulan ini, setidaknya 11 orang, termasuk seorang pemimpin Muslim terkemuka, mengalami luka akibat ledakan di distrik yang sama.

Namun, TTP membantah terlibat dalam serangan bom bunuh diri yang terjadi pada Jumat (29/09) tersebut dan mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa serangan semacam itu bertentangan dengan kebijakan mereka. Mereka juga "mengutuk keras" serangan yang terjadi di Khyber Pakhtunkhwa, menyatakan bahwa "masjid, sekolah, dan pertemuan publik bukanlah sasaran kami."

Menteri Penerangan Pakistan sementara, Murfaza Solangi, mengecam tindakan para teroris dengan menulis di platform sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), mengatakan bahwa fakta para pelaku memilih untuk menargetkan perayaan kelahiran Nabi Muhammad dan salat Jumat membuktikan bahwa mereka "tidak memiliki hubungan dengan agama, ideologi, dan moralitas".

Korban bom bunuh diri di peringatan Maulid Nabi di Pakistan

Seperti di Indonesia, Pakistan merayakan hari lahir Nabi Muhammad pada tanggal ke-12 bulan ketiga dalam kalender Islam. Di Pakistan, hari Maulid Nabi ini dijadikan sebagai hari libur nasional. Hari dimulai dengan upacara penghormatan senjata di Islamabad dan ibu kota provinsi. Selain itu, ruang publik didekorasi dengan lampu-lampu berwarna-warni.

Prosesi perayaan Maulid Nabi diadakan di berbagai wilayah, banyak di antaranya diselenggarakan oleh penganut mazhab Sunni Barelvi yang merupakan mayoritas di Pakistan. Namun, ada sejumlah gerakan keagamaan yang tidak setuju dengan penyelenggaraan prosesi ini, dengan argumen bahwa tidak ada bukti sejarah yang menunjukkan bahwa prosesi semacam itu pernah terjadi pada masa Nabi Muhammad dan tahun-tahun sesudahnya.

  • Bagikan