ADAMA Jilid II Bisa Terwujud

  • Bagikan
Danny Pomanto - Fatmawati Rusdi

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024 makin dinamis. Sejumlah figur siap turun gelanggang menghadapi pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Bahkan, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan "Danny" Pomanto telah resmi menentukan sikap. Ia secara terang terangan menyatakan siap maju mencalonkan diri sebagai kandidat bakal calon Gubernur Sulsel.

Politisi PDIP itu tidak ragu-ragu menyatakan maju bertarung. Meskipun hasil Pileg 2024 PDIP Sulsel hanya mendapat 6 kursi.

"Sekarang ini semua tim relawan saya sudah siap berjuang. Artinya saya juga harus siap maju Pilgub 2024. Karena dukungan kuat dari tim kami di akar rumput. Semua atribut mereka relawan pasang," jelas Danny, Selasa (2/4/2024).

Kesediaan Danny menyatakan maju Pilgub Sulsel 2024 lebih jelas ketimbang figur lain yang kini masih belum menentukan sikap. Padahal ada juga sebagian yang memiliki partai sebagai kendaraan.
Wali Kota Makassar dua periode ini mengaku akan menurunkan dua lembaga survei untuk melihat peluang yang ada. "Sebagai keseriusan saya maju pilgub. Kali ini habis lebaran kita mulai survei. Dua survei sekaligus," jelas Danny.

Lantas siapa sosok wakil pendamping Danny? Ia merasa nyaman berpaket dengan perempuan di Pilkada. Apalgi ia sudah punya pengalaman berpaket dengan Fatmawati Rusdi di Pilwakot Makassar 2020, dan keluar sebagai pemenang.

Saat ini, Danny sedang dikait-kaitkan berpaket dengan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani dan juga mantan Wakil Wali Kota Makassar yang juga Caleg DPR RI terpilih, Fatmawati Rusdi.

"Saya pernah pasangan politik figur perempuan, ada yang gagal, ada yang berhasil. Dengan Ibu Fatma sangat berhasil ya. Kedepan kan ada juga bu Indah. Saya kira komunikasi dengan semua lancar," kata Danny.

"Saya kira perempuan mewakili gender dan secara politik khusus perempuan sangat strategis. Komunikasi ini cerita-cerita tapi tidak ada beritanya toh, dua minggu lalu ibu Fatma datang ke sini, kita bicara-bicara di sini, memang silaturahmi," sambungnya.

Meski begitu, Danny enggan terlalu aktif menentukan. Sebab dari pengalamannya, biasanya partai koalisi yang mendorong pendamping untuk dirinya bertarung di Pilkada.

"Kalau pengalaman saya, biasanya kalau kita jajaki sekarang itu tidak terlalu efektif, karena terakhirnya partai pendukung yang akan menyampaikan itu. Jadi biar porsi partai pendukung tentang kawin pasangan itu biasanya otoritas partai," ujarnya.

Memang belakangan ini beberapa pertanyaan mencuat atas Danny yang menyatakan diri akan maju pada ajang politik lima tahunan itu.

Apabila Danny maju lewat jalur usungan parpol, PDI Perjuangan yang saat ini menjadi partai tempatnya bernaung tidak mendapat kursi yang cukup pada Pileg 2024 yang lalu. Di mana partai "Wong Cilik" itu pada jenjang DPRD Provinsi hanya meraih 6 kursi.

Hal itu mengharuskan terbentuknya koalisi apabila memang PDI Perjuangan ingin mengusung seorang Danny Pomanto. Lantas kemudian muncul pertanyaan berikutnya tentang partai-partai apa saja yang akan menjadi koalisi tersebut.

Namun, Danny mengungkapkan dirinya sudah sangat bersyukur masuk ke dalam radar survei Pilgub Sulsel. "Salah satu modal komunikasi dengan partai itu adalah survei. Insya Allah saya punya survei sendiri yang secara nasional teruji," jelasnya.

Kendati punya elektabilitas yang cukup, menjawab pertanyaan terkait dirinya akan maju lewat jalur usungan partai atau independen, Danny berharap mendapat dukungan dari parpol sama seperti waktu dia maju pada Pilwali Makassar. Meskipun dia mengakui bahwa jalur independen bukan berarti anti terhadap parpol. "Tapi saya berharap didukung partai. Sama seperti dulu-dulu kan," sebutnya.

Menurut Danny, mendapat dukungan dari parpol lebih baik ketimbang maju secara independen. Sebab, kata dia, untuk maju berkontestasi, parpol sebagai pemilik infrastruktur demokrasi perlu berkontribusi.

"Parpol itu adalah pemilik infrastruktur demokrasi. Jadi lewat parpol itu jauh lebih baik dari independen," ujarnya.

Danny yang kembali menginsyaratkan menggandeng Fatmawati Rusdi dengan tagline "ADAMA" jilid II untuk maju Pilgub Sulsel 2024 mendapat sambutan positif oleh Fatmawati Rusdi untuk menatap politik yang digelar secara serentak di tahun 2024 ini.

"Ya, politik itu kan dinamis. Kita belum tahu ke depannya seperti apa. Yang jelasnya Partai NasDem pemenang bisa mengusung di Pilgub sendiri," ujar Fatma.

Fatmawati Rusdi mengaku siap apabila didorong oleh partainya untuk maju pada ajang Pilgub Sulsel 2024. Namun dia mengatakan pihak NasDem saat ini masih akan berfokus pada hasil final Pileg terlebih dahulu.

"Insya Allah (siap didorong Pilgub). Ini kan baru kita pengumuman KPU (Provinsi) baru berapa hari yang lalu," ujar Fatma caleg terpilih DPR RI Dapil Sulsel I itu.

Ia pun mengatakan dirinya tidak membatasi kemungkinan berpaket dengan siapa saja. Termasuk untuk kembali maju bersama pasangannya saat Pilwali 2020 yang lalu, yakni dengan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto. "Sekali lagi, politik itu kan dinamis. Kita belum tahu ke depannya seperti apa," tukasnya.

Terpisah, saat dimintai tanggapan wacana berpasangan dengan Danny Pomanto, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani enggan memberikan tanggapan. Ia hanya secara siangkat mengatakan mengikuti perkembangan politik saat ini. "Oh ya? Tunggu saja perkembangan," singkatnya.

Pengamat politik dari lembaga Etos Politica, Kaslan mengungkapkan, sejumlah figur yang paling populer diprediksi maju sebagai calon Gubernur Sulawesi Selatan diantanya adalah Wali Kota Makasssar Moh Ramdhan Pomanto, Andi Sudirman Sulaiman, Rusdi Masse dan Bupati Gowa Adnan.

"Nama Danny saat ini paling populer di media online, tentu menjadi menarik disatu sisi potensi elektabilitas pak Danny sementara di satu sisi PDI Perjuangan belum cukup kursi untuk mengusung Danny sehingga tentu membutuhkan koalisi dari partai lain," ujarnya.

Kaslan memprediksi, elektabilitas dan pengalaman Danny serta prestasi yang telah dia torehkan di Makassar tentu membuatnya yakin untuk melenggang naik kelas ke Pilgub Sulsel. "Sehingga tentunya, opsi untuk maju lewat jalur independen juga terbuka lebar jika nantinya PDI Perjuangan tidak berhasil berkoalisi dengan partai lain di Pilgub Sulsel," ujar Kaslan.

Dengan modal yang dimiliki oleh Danny, kata Kaslan, maka sudah hampir dipastikan Danny akan melenggang maju sebagai salah satu calon kuat di Pilgub Sulsel.

"Pertanyaannya sekarang kira-kira Danny akan berpasangan dengan siapa? Ada nama yang paling berpotensi mendampingi Danny di Pilgub Sulsel yakni Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, mantan Wakil Walikota Makassar sekaligus caleg terpilih DPR RI dari NasDem Fatmawati Rusdi dan terakhir Bupati Gowa Adnan Purichta. Alasan ketiga nama tersebut masuk dalam target Danny adalah melihat komunikasi dan hubungan baik yang dibangun oleh Danny selama ini kepada mereka," katanya.

Namun kata Kaslan, apakah nama-nama tersebut punya keinginan yang sama untuk berpasangan dengan Danny tentu tergantung dari lobi-lobi politik, hasil survei, dan dukungan partai pengusung.

"Saat ini kita hanya mengamati bahwa arahnya ke ketiga nama itu, untuk sementara yang menguat adalah nama Indah Putri Bupati Luwu Utara. Tentu ini masih dinamis dan banyak pertimbangan dan kepentingan lain yang bisa saja mengubah konstalasi ke depan. Ini hanya prediksi sementara saat ini," ungkap Kaslan.

Lain halnya, menanggapi peluang "ADAMA" jilid II, Pengamat Politik Profetik Institute, M. Asratillah menjelaskan bahwa kans bersatunya kembali pasangan Danny-Fatma sangat ditentukan oleh sikap Partai NasDem.

Di mana dia mengatakan NasDem yang bisa mengusung pasangan Pilgub tanpa berkoalisi pasti akan memperhitungkan figur yang akan diusung nanti. "Itu ada kemungkinan (Danny-Fatma berpaket di Pilgub) tergantung NasDem. Karena kan dinamika antara Pak Danny dengan NasDem agak fluktuatif juga ya," ujar Asratillah.

Namun, menurut Asratillah, politik selalu bersifat dinamis. Sehingga, kata dia, NasDem bisa saja melupakan memori buruknya dengan Danny, demi menatap Pilgub Sulsel nanti. Sehingga kemungkinan berpaketnya Fatmawati Rusdi dengan Danny Pomanto masih sangat besar.

"Kalau misalnya NasDem mau melupakan dinamika politik yang lalu demi menatap masa depan pertarungan di Pilgub, saya pikir pasangan itu bisa saja berulang cuma di jenjang kepemimpinan yang lebih tinggi," jelas Asratillah.

"Apalagi kan Ibu Fatma sekarang jadi perhatian publik juga karena capaian suara pribadinya juga besar. Jadi bisa diperhitungkan secara politik," tambahnya.

Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Tasrifin Tahara menilai bahwa dengan sosok Danny Pomanto yang potensial, menjadi daya jual tersendiri bagi para parpol yang akan meminangnya untuk maju pada kontestasi Pilgub.

"Selama ini yang paling potensial kan dia (Danny Pomanto) sudah memiliki PDI-P, cuma belum memiliki jumlah kursi yang bisa mengusung, otomatis dia harus membangun koalisi. Atau membangun komunikasi dengan partai-partai yang selama ini belum memberikan rekomendasi kepada kadernya," jelas Tasrifin.

Menurut dia, Danny dapat memulai komunikasi dengan partai yang paling dekat terlebih dahulu dengan PDI-P. Seperti partai-partai yang menjadi koalisi kemarin saat mengusung Pilpres yakni PPP, Perindo, dan Hanura.

"Pintu masuknya mungkin bisa di situ ya. Kemungkinan masih ada ruang di PPP, dan partai-partai seperti Perindo yang mungkin bisa disatukan," sebut Ketua Prodi Antropologi Unhas ini.

Namun, secara keseluruhan Tasrifin melihat semua partai baik partai pemenang Pileg maupun tidak, masih terbuka peluang untuk meminang seorang Danny Pomanto.

Hal itu karena Danny yang dinilai cukup marketable untuk menjadi salah salah satu calon kandidat pada Pilgub Sulsel nanti. "Partai-partai yang lain saya kira cukup terbuka semua. Saya kira PAN, Gerindra, kemudian PKB, PKS, itu akan membuka peluang kepada kader-kader di luar partai yang bisa diusung sepanjang punya kapabilitas dan hasil survei yang cukup," tutur Tasrifin.

Perihal kemungkinan Danny Pomanto maju sebagai kandidat independen, Tasrifin sendiri melihat peluang itu kecil. "Sebab, bahwa sosok Danny yang potensial dan marketable sulit dibayangkan jika maju tanpa usungan partai mana pun," sebutnya.

Hal itu senada dengan pendapat Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam. Dia mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya belum menangkap sinyal bahwa ada figur yang berniat maju pada Pilgub Sulsel melalui jalur independen.

"Sejauh ini kita belum melihat penanda bahwa akan ada figur Cagub yang akan menempuh jalur independen untuk maju bertarung di Pilgub Sulsel 2024 mendatang," kata Sandy.

Meski demikian, Sandy mengatakan peluang menempuh jalur tanpa usungan partai itu masih terbuka. Meskipun dia juga meyakini, bahwa opsi tersebut sangat kecil untuk dilalui.

Maju melalui jalur independen bukanlah langkah yang terbilang efektif untuk berkontestasi di Pilgub. "Namun jalur ini kerapkali dijadikan pilihan non prioritas setelah jalur parpol ketika situasi politik yang dihadapi seorang figur tertentu tidak cukup diuntungkan," jelasnya. (Yadi/C)

  • Bagikan