RAKYAT SULSEL —Menteri Perencanaan PemÂbaÂngunan Nasional/Kepala Badan PeÂrencanaan Pembangunan NaÂsional (PPN/Bappenas) Armida AliÂsjahbana menganggap perÂmaÂÂsalahan tenaga kerja IndoneÂsia saat ini bersifat multi komÂpleks. ApaÂlagi tingkat pengangÂguran saat ini masih tinggi.
“Sudah waktunya bagi negara meÂngubah strategi dalam peÂnangÂgulangan masalah keteÂnaÂgakerÂjaan,†kata Armida.
Sebab, tingginya presentasi peÂÂngangguran masih menunÂjukkan fenomena penganggur usia muda berasal dari masyaraÂkat yang berÂpendidikan rendah.
Menurutnya, upaya pembenaÂhan tidak mungkin terus diharapÂkan pada sektor industri dan bisÂnis skala besar. Perbaikan penÂdiÂdikan sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu hal utaÂma yang harus segera dilakukan. Terlebih, penduduk Indonesia yang jumlahnya 240 juta orang, terus menghasilkan pertumbuhÂan angkatan kerja sebanyak 2,91 juta per tahun.
Pertumbuhan angkatan kerja tahun lalu bahkan telah mengÂhaÂsilkan tingkat pengangguran sebesar 7,61 persen. PeÂngangÂguran ini tercipta dari akumuÂlasi perÂbedaan sebesar 1,37 juta angÂkatan kerja yang tidak terÂserap dalam dunia usaha.
Atas dasar itu, Armida berhaÂrap ada perubahan pada strategi keÂtenagakerjaan. Dengan haraÂpan, tenaga kerja yang tidak terÂserap dan tidak terlatih bisa diÂserap oleh industri dan bisnis berÂskala besar yang tengah berjuang meningkatkan daya saingnya.
“Kita juga memahami dari seÂmua angkatan kerja yang terÂseÂdia, ternyata 80 persennya adaÂlah tenaga yang tidak terlatih. Ini menjadi tantangan yang harus segera diatasi,†unkapnya.
Untuk mengatasi itu, sudah saatnya pemerintah mengandalÂkan peran UMKM dan pertanian seÂcara eksplisit. Sebab, UMKM yang saat ini jumlahnya mencaÂpai 51 juta unit usaha merupakan peÂluang terbesar pemerintah untuk mengatasi masalah pengÂangÂÂguÂran serta memperkuat perÂtumÂbuhan ekonomi daerah mauÂpun nasional.
Selain itu, kata Armida, peÂningÂkatan produktivitas tenaga kerÂja perlu dikaitkan dengan proÂgram peningkatan Human ProducÂÂtivity yang lebih luas dan nasional.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang TeÂnaga Kerja, Pendidikan dan KeÂsehatan James T Riady mengaÂtaÂkan, sejak dua tahun lalu Kadin telah mengembangkan program peÂningkatan produktivitas tenaga kerja serta program melahirkan setidaknya 4 juta entrepreneur.
“Saya yakin program yang menÂdapat dukungan dunia usaha ini dapat berjalan lebih cepat dan efektif kalau ditunjang kebiÂjakan pemerintah,†katanya seperti yan di kutip di rakyat merdeka online.
Kadin juga berharap pemeÂrintah dapat melakukan pooling of reÂsources dari kalangan BUMN serta pendanaan hibah dari berÂbaÂgai negara dan lembaga keuangan inÂternasional. Bahkan, investasi asing yang beroperasi di Indonesia perÂlu diajak ikut serta dalam proÂgram-program keteÂnagakerjaan.
James mengakui, Indonesia masih sangat tertinggal dari neÂgara tetangga dalam hal jumlah wirausahawan. Jumlah wirauÂsaÂhawan Indonesia saat ini masih saÂngat minim, yakni hanya 0,2 perÂsen dari 240 juta penduduk Indonesia. Padahal, suatu negaÂra dikatakan makmur jika jumÂlah wirausaha sedikitnya 2 perÂsen dari jumlah keseluruhan penÂduÂduk.(*)
Komentar